Tuesday, September 18, 2012

A Task for X TKJ 1 dan 2

i'm sorry due to a bad condition of mine. unfortunately i can't come to teach you. then, to replace my presence, i want you to borrow BSE book from library and do activity 10 on page 30. make sentences based on the pictures. for example: the swimming pool is narrow. it is a narrow swimming pool. and so on. please you do this and collect it on a piece of paper. ok..thanks for cooperation. i know you nice students!

Tuesday, April 17, 2012

Tetesan di tengah tandus


Tetesan di tengah tandus
(sekedar perenung jiwa)

Dunia kini melingkar ibarat matahari, yang tergambar adalah hamparan hidup yang serba kering. Kering dari nilai-nilai ruhani, kering dari nilai-nilai illahi, dan kering dari dasar nilai moralitas. Saat ini kehidupan ibarat telaga yang kering dan hanya menyisakan dasar pasir tandus. Manusia yang hidup didalamnya ibarat robot yang digerakan tenaga mekanis, hidup diatas nilai-nilai liberalis, yang serba kapitalis dan oportunis. Manusia menjadi robot, yang hanya bergerak dengan dorongan materi. hidup menjadi hambar dan gersang. Manusia tidak lagi dimanusiakan. Tuhan tidak lagi dituhankan

Sehingga, dampak kekeringan nilai-nilai illahi ini membuahkan petaka di dalam kehidupan sosial masyarakat. Pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, penganiayaan adalah hal yang sering disaksikan dan dirasakan. Gersang, tandus, tanpa makna, itulah hidup manusia saat ini.

Namun, ditengah kegersangan ini, pernahkan kita menyadari bahwa masih ada tetes-tetes pelipur lara, pendingin qalbu, dan penentram jiwa. Rasullulah bersabda, "Tiada suatu yang lebih kusukai dari dua tetesan, yaitu tetesan darah yang tumpahan darah karena jihad fisabilillah dan tetesan air mata yang mengalir karena rasa takut dan rindu kepada Allah" (HR Turmudzi). Ya, tetes air mata, yang menangis karena Allah adalah barang yang sangat dibutuhkan oleh manusia saat ini. Tetesan yang bersumber dari Iman dan taqwa yang akan bermuara pada surga Allah.

Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita sanggup menangis karena kerinduan kepada Allah? Karena ibadah yang khusuk kepada Allah? dan karena takut akan siksa-Nya? Ditengah kegalauan dan kegersangan hidup, pernahkah kita barang sekali, meratapi, menumpahkan air mata ketika kita bangun di tengah malam, mengadukan hidup yang penuh dengan nista dan dosa ini kepada Dia yang Maha Rahmat? Ibarat tanah yang gersang, padang yang kering, tetumbuhan yang layu, maka datanglah rintik hujan jatuh dari langit, begitulah air mata penyesalan, air mata kerinduan, air mata manusia yang tawadhu' dan bertaubat, bagaikan menghapus 'kegersangan' jiwa yang nista tadi. Jiwa yang layu menjadi tegak dan tumbuh kembali optimisme, kegelisahan qalbu yang gersang dengan berbagai nista, kini pupus, bagaikan debu-debu yang hanyut terbawa arus. Sedangkan kuncup iman bersemi kembali.

Rasulullah dan para sahabat-sahabat terbaiknya lah yang sangat sering meneteskan air mata karena Allah azza wa jalla. Merekalah manusia pilihan yang hidupnya hanya merindukan pertemuan dengan penciptanya. Dosa kecil bagi mereka adalah tangisan taubat yang khusuk. Adakah kita seperti mereka? Mampukah kesombongan diri kita lelehkan dengan air mata ini?
Sesungguhnya, menangis di dunia itu lebih baik bagi kita ketimbang kita menangis di akhirat nanti. Sebab itu, sudah sepantasnyalah setiap kita waspadai diri, agar kita terhindar dari kegersangan jiwa yang nista, agar kita terhindar dari tipe manusia yang tidak tahu bertaubat. Padahal Rasulullah bersaba, "Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang yang menangis karena takut kepada Allah" (HR.Tirmidzi dan Abu Hurairah ra).

Sering kita melihat tubuh kita di muka cermin, bersolek dan berdandan sedemikian rupa agar semua mata memandang kita dengan takjub. tapi pernahkan kita sekali saja melihat cermin jiwa kita. Sudah elokkan qalbu kita, sudah indahkan perilaku kita, dan amal terbaik apa yang sudah kita buat untuk menyongsong kematian. Umur yang semakin pendek, Lahir, hidup, mati, kemudian dilupakan orang! Tergolek abadi menanti pengadilan akhir dari kehidupan yang panjang.

Ya Allah apa yang telah diperbuat oleh hamba selama ini? Jawabannya ada dalam dada masing-masing. Apakah hamba hanya menumpuk dosa dan menanti kematian? Jawabannya, entahlah! tapi hati kitalah yang menjawab dengan lancar walaupun lidah terdiam malu. Anas ra. berkata, "Pada suatu hari, Rasullulah Saw. berkhutbah, belum pernah saya mendengar khutbah seperti ini, lalu beliau bersabda, 'Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis.' Mendengar ucapan Rasullullah ini, seluruh sahabat menutup mukanya masing masing sambil menangis tersedu-sedu" (HR.Bukhari- Muslim).

"Apakah setelah mendengar keterangan ini, engkau merasa heran lalu tertawa dan tidak menangis?" (QS an-Najm ayat 59-60), Dalam QS al-Isra: 109, Allah berfirman, "Dan sujudlah/tersungkurlah mereka sambil menangis, dan mereka bertambah khusuk." Teteskanlah air mata taubat itu kawan, runtuhkanlah kesombongan diri kita, dan menangislah sebelum datang hari dimana engkau, aku, kita semua akan ditangisi.